Profil Klub Torabika SC 2016: Persija Jakarta
Oleh Gerry Anugrah Putra
pada 13 Apr 2016, 12:00 WIB
Bola.com, Jakarta - Menjelang bergulirnya kompetisi Torabika Soccer Championship 2016, bola.com menyajikan profil klub-klub peserta. Fokus kami kali ini: Persija Jakarta.
Persija Jakarta merupakan nama lawas di dunia sepak bola Indonesia. Klub asal kota Jakarta itu lahir dengan nama Voetbalbond Indonesia Jacatra pada November 1928. Sebagai klub yang berdiri di Ibu Kota, prestasi Macan Kemayoran begitu gemilang. Persija merupakan salah satu klub pendiri PSSI dan juga peraih gelar juara terbanyak di Indonesia, yakni 10 kali.
Langkah Persija di kompetisi PSSI sudah terekam sejak tahun 1931, di mana Persija menjadi juara kompetisi sepak bola pertama yang diadakan oleh kaum pribumi. Di masa berama VIJ, Persija meraih empat gelar juara di tahun 1931, 1933, 1934 dan 1938.
Di era Perserikatan Persija menancapkan tajinya di Indonesia. Tahun 1954, Persija menjadi juara dengan materi bintang lawas, seperti: Tan Liong Houw, Him Tjiang, Chris Ong, serta Djamiaat Dalhar.
Bahkan klub yang identik dengan warna Merah-Putih ini pernah merasakan gelar juara tanpa terkalahkan di tahun 1964 plus era emas di 1970-an. Pada era di mana rambut kribo, gondrong, dan celana cut bray jadi idola, Tim Macan Kemayoran meraih tiga gelar juara dalam satu era yakni di tahun 1973, 1975 dan 1979.
Tapi sejak 1979, prestasi Persija mengalami penurunan akibat regenerasi pemain bintang tak berjalan dengan mulus. Bahkan di tahun 1985, Persija hampir mengalami degradasi ke Divisi 1 PSSI. Baru di saat Ir Todung Barita Lumbanraja menjadi Ketua Umum, Persija kembali ke percaturan juara PSSI.
Namun, era Todung ternyata hanya melahirkan pesepak bola berkelas saja tanpa dapat meraih gelar juara. Persija di tahun 1988 menjadi tim yang bermain dengan efektif di bawah komando pelatih Sugih Hendarto. Sayangnya, Persija meraih predikat juara tanpa gelar.
Si Jampang dikalahkan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 pada laga final Perserikatan 1988. Pada era ini mencuat nama-nama pesepak bola berbakat macam Patar Tambunan, Rahmad Darmawan, atau Isman Jasulmei.
Sang Macan baru mendapati gelar juaranya pada tahun 2001, di era penggabungan kompetisi Perserikatan dan Galatama berlabel Liga Indonesia.
Saat itu, Persija memulai era baru dengan warna oranye pemberian Gubernur DKI, Sutiyoso. Torehan gelar tersebut seakan menjadi pemuas dahaga gelar Persija yang sudah lama tak dirasakan warga Jakarta.
Tapi setelah juara tahun 2001, prestasi Persija bisa dibilang turun naik bak yoyo. Beberapa kali Persija gagal meraih gelar juara, entah itu di Liga Indonesia atau ajang Piala Indonesia. Bahkan kini, di era baru tanpa injeksi dana APBD masalah tak beranjak dari Persija.
Figur Ferry Paulus yang kini jadi pemilik klub terlihat belum bisa mengembalikan kejayaan Persija. Sejak 2011 jadi orang nomor satu di tim ibu kota, tak satu pun prestasi membanggakan didapat klub yang memiliki massa pendukung berlimpah, The Jakmania.
Persija berulangkali terjerat krisis finansial. Klub yang melahirkan begitu banyak pemain Timnas Indonesia di masa lalu, kini hanya jadi klub semenjana. Predikat spesialis klub papan atas hilang.
Pada Indonesia Super League musim 2013 Persija hampir degradasi. Secara menyakitkan Persija gagal lolos ke fase babak 8 besar pada kompetisi kasta elite. Mereka kalah bersaing dari klub muka baru, Pelita Bandung Raya.
Sempat membuat sensasi di awal tahun 2015 dengan memboyong banyak pemain bintang, Tim Macan Kemayoran akhirnya terpuruk krisis finansial karena kompetisi ISL 2015 macet pengaruh konflik Kemenpora-PSSI. Saat ikut serta dalam sejumlah turnamen pengisi kevakuman kompetisi, Persija hanya jadi tim penggembira.
Menyongsong kompetisi model baru Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016 Persija kembali merajut mimpi. Keputusan berani dibuat manajemen dengan mengembalikan warna kostum utama dari oranye menjadi merah.
Harapannya kejayaan Persija di era merah kembali bisa dimunculkan. Perjuangan untuk menjadi yang terbaik terasa terjal.
Dengan modal amunisi keuangan yang biasa-biasa saja, Tim Macan Kemayoran tak banyak memboyong pemain top. Mereka memberdayakan banyak pemain muda usia. Akan tetapi siapa tahu, Si Merah yang sederhana malah bisa menjadi kuda hitam di persaingan atas kompetisi.
Data Klub
Berdiri: November 1928
Pendiri: Soeri dan Alie
Prestasi: 10 kali Juara Kompetisi PSSI (1931, 1933, 1934, 1938, 1954, 1964, 1973, 1975, 1979, 2001)
Daftar pemain
Kiper: Andritany Ardhiyasa, Daryono, Reky Rahayu, Rizky Darmawan
Belakang: Ismed Sofyan, Maman Abdurrahman, Gunawan Dwi Cahyo, Vava Mario Yagalo, Firmansyah Priatna, Andik Rendika Rama, William Pacecho*, Joseph Tachie Mensah*
Tengah: Rezaldi Hehanusa, Ramdani Lestaluhu, Amarzukih, Novri Setiawan, Rudi Setiawan, Pandi Lestaluhu, Syahroni, Ade Jantra, Rafael dos Santos Lima*
Depan: Rachmat Afandi, Aldy Al Achya, Patrick da Silva*, Gilberto Fiamenyo*
*) masih seleksi.
http://www.bola.com/indonesia/read/2482018/profil-klub-torabika-sc-2016-persija-jakarta
SEPAK BOLA INDONESIA
Persib Bandung
Profil Klub Torabika SC 2016: Persib Bandung
Oleh Permana Kusumadijaya
pada 13 Apr 2016, 08:00 WIB
Bola.com, Jakarta - Menjelang bergulirnya kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016, bola.com menyajikan profil klub-klub peserta. Fokus kami kali ini: Persib Bandung.
Persib menjadi salah satu tim besar yang ada di kompetisi Tanah Air. Melihat sejarah berdirinya Persib, tim berjulukan Maung Bandung ini berdiri sebagai perkumpulan sepak bola di Tanah Pasundan dengan tujuan melakukan perlawananan terhadap kekuasaan kolonial Belanda.
Sebelum bernama Persib, para pelaku sepak bola di Bandung lebih dahulu mendirikan Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) pada tahun 1923. Setelah BIVB tenggelam muncul dua perkumpulan sepak bola yakni Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB).
Dan pada tahun 1933 kedua perkumpulan itu sepakat melebur diri menjadi Persib yang bertahan hingga sekarang ini.
Saat berlaga di kompetisi Perserikatan, Tim Pangeran Biru jadi salah satu tim yang disegani. Mereka tercatat menjadi juara sebanyak empat kali. Di sisi lain, setiap eranya Persib selalu melahirkan bintang-bintang Timnas Indonesia.
Pada interval pertengahan 1980-1990-an Persib melahirkan generasi emas dengan segudang prestasi. Klub bernuansa warna biru tersebut melahirkan pesepak bola bertalenta macam Adjat Sudrajat, Djadjang Nurdjaman, serta Robby Darwis.
Saat PSSI menggabungkan Perserikatan dengan Galatama, Persib jadi kampiun musim pertama 1994-1995. Hebatnya, mereka yang mengandalkan 100 persen pemain lokal, jadi yang terbaik di tengah kepungan klub-klub pesaing yang bermodalkan pemain asing.
Sayangnya pasca jadi juara musim perdana Liga Indonesia, Persib puasa gelar juara cukup lama. Sesuatu yang mengherankan, mengingat mereka jadi salah satu klub yang selalu didukung dana APBD berlimpah.
Di setiap musim skuat Persib selalu dihuni nama-nama pemain top, baik asing ataupun lokal. Pelarangan penggunaan dana APBD mulai tahun 2011 disikapi dengan cekatan oleh Persib dengan membentuk perseroan yang dihuni pengusaha kakap.
Di motori pengusaha gila bola asal Kota Kembang, Glen Sugita, PT Persib Bandung Bermartabat, perseroan yang mengelola klub menyokong Persib dari berbagai aspek.
Persib menjelma jadi tim super. Mereka kuat dalam sisi finansial serta memiliki visi bisnis jangka panjang. Persib bisa dibilang jadi salah satu klub percontohan di Indonesia. Di saat kompetisi profesional Indonesia belum berada dalam titik ideal dari sisi bisnis, mereka sukses menggaet banyak sponsor.
Glen Sugita dkk. yang tergabung dalam Konsorsium PT Persib Bandung Bermartabat tak lantas bisa menyajikan prestasi. Kesuksesan baru datang pada Indonesia Super League (ISL) 2014. Setelah 14 tahun dahaga gelar juara yang menginggapi para bobotoh terpuaskan.
http://www.bola.com/indonesia/read/2482087/profil-klub-torabika-sc-2016-persib-bandung
Oleh Permana Kusumadijaya
pada 13 Apr 2016, 08:00 WIB
Bola.com, Jakarta - Menjelang bergulirnya kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016, bola.com menyajikan profil klub-klub peserta. Fokus kami kali ini: Persib Bandung.
Persib menjadi salah satu tim besar yang ada di kompetisi Tanah Air. Melihat sejarah berdirinya Persib, tim berjulukan Maung Bandung ini berdiri sebagai perkumpulan sepak bola di Tanah Pasundan dengan tujuan melakukan perlawananan terhadap kekuasaan kolonial Belanda.
Sebelum bernama Persib, para pelaku sepak bola di Bandung lebih dahulu mendirikan Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) pada tahun 1923. Setelah BIVB tenggelam muncul dua perkumpulan sepak bola yakni Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB).
Dan pada tahun 1933 kedua perkumpulan itu sepakat melebur diri menjadi Persib yang bertahan hingga sekarang ini.
Saat berlaga di kompetisi Perserikatan, Tim Pangeran Biru jadi salah satu tim yang disegani. Mereka tercatat menjadi juara sebanyak empat kali. Di sisi lain, setiap eranya Persib selalu melahirkan bintang-bintang Timnas Indonesia.
Pada interval pertengahan 1980-1990-an Persib melahirkan generasi emas dengan segudang prestasi. Klub bernuansa warna biru tersebut melahirkan pesepak bola bertalenta macam Adjat Sudrajat, Djadjang Nurdjaman, serta Robby Darwis.
Saat PSSI menggabungkan Perserikatan dengan Galatama, Persib jadi kampiun musim pertama 1994-1995. Hebatnya, mereka yang mengandalkan 100 persen pemain lokal, jadi yang terbaik di tengah kepungan klub-klub pesaing yang bermodalkan pemain asing.
Sayangnya pasca jadi juara musim perdana Liga Indonesia, Persib puasa gelar juara cukup lama. Sesuatu yang mengherankan, mengingat mereka jadi salah satu klub yang selalu didukung dana APBD berlimpah.
Di setiap musim skuat Persib selalu dihuni nama-nama pemain top, baik asing ataupun lokal. Pelarangan penggunaan dana APBD mulai tahun 2011 disikapi dengan cekatan oleh Persib dengan membentuk perseroan yang dihuni pengusaha kakap.
Di motori pengusaha gila bola asal Kota Kembang, Glen Sugita, PT Persib Bandung Bermartabat, perseroan yang mengelola klub menyokong Persib dari berbagai aspek.
Persib menjelma jadi tim super. Mereka kuat dalam sisi finansial serta memiliki visi bisnis jangka panjang. Persib bisa dibilang jadi salah satu klub percontohan di Indonesia. Di saat kompetisi profesional Indonesia belum berada dalam titik ideal dari sisi bisnis, mereka sukses menggaet banyak sponsor.
Glen Sugita dkk. yang tergabung dalam Konsorsium PT Persib Bandung Bermartabat tak lantas bisa menyajikan prestasi. Kesuksesan baru datang pada Indonesia Super League (ISL) 2014. Setelah 14 tahun dahaga gelar juara yang menginggapi para bobotoh terpuaskan.
http://www.bola.com/indonesia/read/2482087/profil-klub-torabika-sc-2016-persib-bandung
Madura United
Profil Klub ISC 2016: Madura United
Oleh Aning Jati
pada 12 Apr 2016, 10:00 WIB
Bola.com, Jakarta - Madura United akan menjadi warna baru dalam pertarungan klub ISL pada ajang Torabika Soccer Championship 2016. Berikut profil selengkapnya tim berjulukan Laskar Sape Kerrab.
Madura United
10 Januari 2016 menjadi hari bersejarah buat Madura United. Pada bulan itu PT Pola Bola Madura Bersatu mengakuisisi kepemilikan sekaligus lisensi klub ISL, Pelita Bandung Raya (PBR) yang sebelumnya sempat berubah menjadi Persipasi Bandung Raya (PR), tetapi belum didaftarkan ke PSSI.
Tokoh sepak bola asal Madura, Achsanul Qosasi, yang merupakan mantan pengurus PSSI era Nurdin Halid, ada di balik akuisisi tersebut. Achsanul, yang sekarang menjabat sebagai Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, menjadi CEO PT Polana Bola Madura Bersatu. Bahkan Achsanul berstatus sebagai pemilik Madura United.
Sejak pertama kali mengambil alih PBR, PT Polana Bola Madura Bersatu sepertinya sudah siap dengan pasukan. Hal ini ditandai dengan langsung diumumkannya pelatih kepala yang menangani tim bermarkas di Stadion Gelora Bangkalan ini.
Dengan bekal mayoritas pemain eks Persepam Madura United, ditambah beberapa pemain seleksi, Madura United mengikuti turnamen sebagai ajang pembentukan tim.
Gerak cepat yang dilakukukan manajemen dan tim pelatih, skuat Madura United sudah terbentuk. Pemain asing juga didatangkan, dengan dua di antaranya adalah Toni Mossi, eks Arema Cronus, dan Fabiano Beltrame, bek tengah asal Brasil yang sudah lama berkiprah di kompetisi nasional.
Perekrutan pemain bintang kelas nasional juga dilakukan, seperti keberhasilan Madura United merekrut penyerang sayap lincah yang terakhir kali memperkuat Sriwijaya FC (SFC), Bayu Gatra, serta Gerald Pangkali.
Dari segi dukungan masyarakat Madura, keberadaan Madura United disambut positif. Setelah Persepam Madura United terdegradasi ke Divisi Utama pada 2014, kini publik Pulau Garam tetap punya tim yang berkiprah di level elite. Buktinya, pertandingan uji coba yang digelar di Bangkalan atau Pamekasan selalu dipadati penonton.
Hal itu membuat manajemen dan tim pelatih optimistis Madura United bisa berbicara banyak di ISC 2016. Meski tidak secara spesifik menyebut juara menjadi target, Madura United tetap ingin memetik hasil maksimal di ISC 2016.
Data Klub
Berdiri: 10 Januari 2016
Stadion: Gelora Bangkalan, Bangkalan
Pemilik: Achsanul Qosasi
Daftar Pemain:
Kiper: Hery Prasetyo, Firmansyah
Belakang: Fabiano Beltrame, Munhar, Firly Apriansyah, A. Maulana Putra, Rendy Siregar, Jecky Arisandi, Gilang Ginarsa, Edy Hafid Murtado
Tengah: Pablo Rodriguez Aracil, Fajar Handika, Asep Berlian, Nanda Bagus, Slamet Nur Cahyo, Septian, Toni Mossi, Bayu Gatra, Gerald Pangkali
Depan: Andre V, Rossi Noprihanis, Mustofa Haji, Engelbert Sani, Elthon Maran, Rishadi Fauzi
Oleh Aning Jati
pada 12 Apr 2016, 10:00 WIB
Bola.com, Jakarta - Madura United akan menjadi warna baru dalam pertarungan klub ISL pada ajang Torabika Soccer Championship 2016. Berikut profil selengkapnya tim berjulukan Laskar Sape Kerrab.
Madura United
10 Januari 2016 menjadi hari bersejarah buat Madura United. Pada bulan itu PT Pola Bola Madura Bersatu mengakuisisi kepemilikan sekaligus lisensi klub ISL, Pelita Bandung Raya (PBR) yang sebelumnya sempat berubah menjadi Persipasi Bandung Raya (PR), tetapi belum didaftarkan ke PSSI.
Tokoh sepak bola asal Madura, Achsanul Qosasi, yang merupakan mantan pengurus PSSI era Nurdin Halid, ada di balik akuisisi tersebut. Achsanul, yang sekarang menjabat sebagai Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, menjadi CEO PT Polana Bola Madura Bersatu. Bahkan Achsanul berstatus sebagai pemilik Madura United.
Sejak pertama kali mengambil alih PBR, PT Polana Bola Madura Bersatu sepertinya sudah siap dengan pasukan. Hal ini ditandai dengan langsung diumumkannya pelatih kepala yang menangani tim bermarkas di Stadion Gelora Bangkalan ini.
Dengan bekal mayoritas pemain eks Persepam Madura United, ditambah beberapa pemain seleksi, Madura United mengikuti turnamen sebagai ajang pembentukan tim.
Gerak cepat yang dilakukukan manajemen dan tim pelatih, skuat Madura United sudah terbentuk. Pemain asing juga didatangkan, dengan dua di antaranya adalah Toni Mossi, eks Arema Cronus, dan Fabiano Beltrame, bek tengah asal Brasil yang sudah lama berkiprah di kompetisi nasional.
Perekrutan pemain bintang kelas nasional juga dilakukan, seperti keberhasilan Madura United merekrut penyerang sayap lincah yang terakhir kali memperkuat Sriwijaya FC (SFC), Bayu Gatra, serta Gerald Pangkali.
Dari segi dukungan masyarakat Madura, keberadaan Madura United disambut positif. Setelah Persepam Madura United terdegradasi ke Divisi Utama pada 2014, kini publik Pulau Garam tetap punya tim yang berkiprah di level elite. Buktinya, pertandingan uji coba yang digelar di Bangkalan atau Pamekasan selalu dipadati penonton.
Hal itu membuat manajemen dan tim pelatih optimistis Madura United bisa berbicara banyak di ISC 2016. Meski tidak secara spesifik menyebut juara menjadi target, Madura United tetap ingin memetik hasil maksimal di ISC 2016.
Data Klub
Berdiri: 10 Januari 2016
Stadion: Gelora Bangkalan, Bangkalan
Pemilik: Achsanul Qosasi
Daftar Pemain:
Kiper: Hery Prasetyo, Firmansyah
Belakang: Fabiano Beltrame, Munhar, Firly Apriansyah, A. Maulana Putra, Rendy Siregar, Jecky Arisandi, Gilang Ginarsa, Edy Hafid Murtado
Tengah: Pablo Rodriguez Aracil, Fajar Handika, Asep Berlian, Nanda Bagus, Slamet Nur Cahyo, Septian, Toni Mossi, Bayu Gatra, Gerald Pangkali
Depan: Andre V, Rossi Noprihanis, Mustofa Haji, Engelbert Sani, Elthon Maran, Rishadi Fauzi
Langganan:
Postingan (Atom)