DAFTAR ISI
Perserikatan
Galatama
Liga Primer Indonesia
Divisi Utama Liga Indonesia
Divisi Utama Liga Indonesia
Piala Indonesia
Liga Super Indonesia
Divisi Satu Liga Indonesia
Divisi Dua Liga Indonesia
Divisi Tiga Liga IndonesiaPerserikatan
Galatama
Liga Primer Indonesia
Divisi Utama Liga Indonesia
Negara Indonesia
Dibentuk 1995
Musim pertama 1994/1995
Jumlah tim 36
Promosi ke Liga Super
Degradasi ke Divisi Satu
Tingkat 2
Piala domestik Piala Indonesia
Klub tersukses Persebaya, Persik
Stasiun televisi penyiar Antv
Situs web http://www.ligaindonesia.co.id/
201 0–11
Divisi Utama Liga Indonesia adalah kompetisi tingkat 2 dalam Liga Indonesia, di bawah Liga Super Indonesia. Sebelum tahun 2008, Divisi Utama adalah kompetisi tingkat teratas.
Divisi Utama dibentuk pada tahun 1994 melalui peleburan 2 kompetisi yang ada pada saat itu, yaitu Perserikatan dan Galatama. Pada musim 1997/98, kompetisi ini dihentikan akibat kondisi politik di Indonesia yang tidak kondusif.
Sejak pertama kali digelarnya Divisi Utama Liga Indonesia, kompetisi ini telah mengalami beberapa kali perubahan sistem kompetisi. Sempat menerapkan sistem kompetisi penuh pada musim kompetisi 2003 dan 2004, pada musim kompetisi 2006, sistem kompetisi 2 wilayah dengan pergelaran babak 8 Besar kembali digunakan.
Musim
Musim Titel liga Juara pertama Skor final Juara kedua
1994–95 Liga Indonesia
(Liga Dunhill) Persib Bandung 1–0 Petrokimia Putra
1995–96 Liga Indonesia II
(Liga Dunhill) Mastrans Bandung Raya 2 0 PSM Makassar
1996–97 Liga Indonesia III
(Liga Kansas) Persebaya Surabaya 3–1 Bandung Raya
1997–98 Liga Indonesia IV Kompetisi tidak diselesaikan
1998–99 Liga Indonesia V PSIS Semarang 1–0 Persebaya Surabaya
1999–2000 Liga Bank Mandiri PSM Makassar 3–2 Pupuk Kaltim
2001 Liga Bank Mandiri Persija Jakarta 3–2 PSM Makassar
2002 Liga Bank Mandiri Petrokimia Putra 2–1 Persita Tangerang
2003 Liga Bank Mandiri Persik Kediri N/A PSM Makassar
2004 Liga Bank Mandiri Persebaya Surabaya N/A PSM Makassar
2005 Liga Djarum Indonesia Persipura Jayapura 3–2 Persija Jakarta
2006 Liga Djarum Indonesia Persik Kediri 1–0 PSIS Semarang
2007 Liga Djarum Indonesia Sriwijaya FC 3–1 PSMS Medan
2008 Liga Utama Esia Persisam Putra Samarinda 1–0 Persema Malang
2009–10 Liga Joss Indonesia Persibo Bojonegoro 3–1 a.p. Delta Putra Sidoarjo
2010–11 Liga Ti-Phone Persiba Bantul 1–0[1][2] Persiraja Banda Aceh
Pemain terbaik
Musim Nama pemain Klub
1994/95 Widodo C. Putro Petrokimia Putra
1995/96 Ronny Wabia Persipura Jayapura
1996/97 Nur'alim Bandung Raya
1997/98 kompetisi dihentikan
1998/99 Ali Sunan PSIS Semarang
1999/00 Bimasakti PSM Makassar
2001 Bambang Pamungkas Persija Jakarta
2002 Ilham Jayakesuma Persita Tangerang
2003 Musikan Persik Kediri
2004 Ponaryo Astaman PSM Makassar
2005 Christian Warabay Persipura Jayapura
2006 Maman Abdurrahman PSIS Semarang
2007 Zah Rahan Sriwijaya FC
2008/09 Aldo Baretto Persisam Putra Samarinda
2009/10 Victor Da Silva Persibo Bojonegoro
2010–11 Wahyu Wiji Astanto Persiba Bantul [1][2]
Pencetak gol terbanyak
Musim Nama pemain Klub Gol
1994/95 Peri Sandria Bandung Raya 34 gol
1995/96 Dejan Gluscevic Bandung Raya 30 gol
1996/97 Jacksen F. Tiago Persebaya Surabaya 26 gol
1997/98 Kurniawan Dwi Yulianto Pelita Jakarta 20 gol
1998/99 Alain Mabenda PSDS Deli Serdang 11 gol
1999/00 Bambang Pamungkas Persija Jakarta 24 gol
2001 Bakko Sadissou Barito Putra 22 gol
2002 Ilham Jayakesuma Persita Tangerang 26 gol
2003 Oscar Aravena PSM Makassar 31 gol
2004 Ilham Jayakesuma Persita Tangerang 22 gol
2005 Cristian Gonzalez Persik Kediri 25 gol
2006 Cristian Gonzalez Persik Kediri 29 gol
2007 Cristian Gonzalez Persik Kediri 32 gol
2008/09 Jean Paul Casmir & Mardiansyah Persikad Depok & Persikabo Bogor 17 gol
2009/10 Edward Junior Wilson Semen Padang 15 gol
2010/11 Fortune Udo Persiba Bantul 34 gol[1][2]
Referensi
^ a b c Widjajadi. Gol Wahyu Antarkan Persiba Bantul Juara Divisi Utama. Media Indonesia, 25 Mei 2011. Diakses pada 27 Mei 2011.
^ a b c Sukses Ganda Persiba. Seputar Indonesia, 26 Mei 2011. Diakses pada 26 Mei 2011.
Pranala luar
(Indonesia) Situs web resmi Liga Indonesia
(Indonesia) Data di sumpahpalapa.com
http://id.wikipedia.org/
Logo Piala Indonesia 2010
Piala Indonesia
Dibentuk 2005
Wilayah Indonesia
Jumlah tim 32
Juara bertahan Sriwijaya FC
Klub tersukses Sriwijaya FC, Arema Malang (2)
Stasiun televisi penyiar RCTI
Situs web www.ligaindonesia.co.id
Piala Indonesia 2010
Piala Indonesia merupakan sebuah nama turnamen sepak bola garapan PSSI yang mempertemukan seluruh klub sepak bola dari 4 tingkatan kompetisi Liga Indonesia yakni Liga Super, Divisi Utama, Divisi Satu dan Divisi Dua.
Melalui turnamen Piala Indonesia, klub-klub dari luar Divisi Utama Liga Indonesia memiliki kesempatan untuk menghadapi klub-klub besar yang selalu menghuni Divisi Utama Liga Indonesia. Bagi klub-klub divisi terendah, merupakan kebanggaan dapat mengukur kemampuan melawan klub-klub besar bahkan menjadi motivasi tersendiri untuk menjadi pembunuh raksasa jika mampu mengalahkan klub-klub dari divisi di atasnya.
Sejarah
Piala Indonesia digelar untuk pertama kalinya pada tahun 2005 dan disponsori PT. HM Sampoerna dengan produk unggulannya yakni Dji Sam Soe, sehingga ajang tersebut dinamakan pula dengan Copa Dji Sam Soe Indonesia 2005. Turnamen Piala Indonesia 2005 melibatkan 92 tim yang terdiri dari 36 klub Divisi Utama, 40 klub Divisi Satu dan 16 klub Divisi Dua. Sebelumnya di era Galatama Pernah pula digelar semacam Piala Indonesia yang diikuti oleh klub-klub Galatama dengan nama Piala Galatama
Format Turnamen
Turnamen Piala Indonesia diselenggarakan dengan menggunakan sistem gugur dengan pola Home and Away, atau partai kandang dan tandang, mulai babak penyisihan hingga partai semi final. Sementara babak grand final dilangsungkan dalam satu kali dalam pertandingan pamungkas di satu tempat. Final Piala Indonesia 2005 dilaksanakan di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
Hadiah dan Penghargaan
Klub yang mampu menjuarai turnamen ini berhak mendampingi juara Liga Indonesia mewakili Indonesia di ajang Liga Champions Asia. Ada beberapa penghargaan di turnamen Piala Indonesia, selain dari piala bergilir, yaitu:
Juara : Rp. 1.000.000.000
Peringkat II : Rp. 500.000.000
Peringkat III : Rp. 350.000.000
Pemain terbaik : Rp. 75.000.000
Top Scorer : Rp. 75.000.000
Fair Play Team : Rp. 75.000.000
Best Supporter : Rp. 75.000.000
Pencetak Gol Terbanyak
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar pencetak gol terbanyak Piala Indonesia
2005 - Javier Roca (Persegi Gianyar) - 11 gol[1][2]
2006 - Emaleu Serge (Arema Malang) - 9 gol[2]
2007 - Albeto Goncalves da Costa (Persipura Jayapura) - 6 gol[2]
2008/2009 - Samsul Arif (Persibo Bojonegoro) dan Pablo Frances (Persijap Jepara) -8 gol[2]
2010 - Cristian Gonzalez (Persib Bandung) - 10 gol[2]
Pemain Terbaik
2005 - Firman Utina (Arema Malang)
2006 - Aris Budi Prasetyo (Arema Malang)
2007 - Bambang Pamungkas (Persija Jakarta)
2008/2009 - Anoure Obiora (Sriwijaya FC) Palembang
2010 - Keith Kayamba Gumbs[3] (Sriwijaya FC)
Suporter Tim Terbaik
2006 - Aremania (Arema Malang)
2007 - The Jakmania (Persija Jakarta)
Juara Piala Indonesia
Musim Juara Hasil Runner-up
2005 Arema Malang (Divisi Utama) 4-3 (perpanjangan waktu) Persija Jakarta (Divisi Utama)
2006 Arema Malang (Divisi Utama) 2-0 Persipura Jayapura (Divisi Utama)
2007 Sriwijaya FC (Divisi Utama) 4-1 (1-1) (setelah adu pinalti) Persipura Jayapura (Divisi Utama)
2008–09 Sriwijaya FC (Liga Super Indonesia) 1-0 (Persipura walk out (wo) pada menit 60) Persipura Jayapura (Liga Super Indonesia)
2010 Sriwijaya FC[4] (Liga Super Indonesia) 2-1 Arema Indonesia (Liga Super Indonesia)
Distribusi Juara
2004- 2005 Arema Malang
2005- 2006 Arema Malang
2006- 2007 Sriwijaya FC
2007- 2008 Sriwijaya FC
2008- 2009 Sriwijaya FC (mencetak rekor hatrick juara Piala Indonesia berturut-turut)
Kontroversi
Kontroversi terjadi pada final Copa Dji Sam Soe 2009 di Stadion Jakabaring, Palembang. Akibatnya, pada menit 60, Persipura menyatakan walk out (wo) saat pertandingan masih berjalan dengan skor 1-0 untuk Sriwijaya FC. Hal ini "mencoreng" nama fair play, sehingga sebagai hasil akhir Sriwijaya FC menang 4-0 karena Persipura yang menyatakan wo. Setelah kasus itu, muncul dugaan Persipura akan diturunkan dari Liga Super Indonesia ataupun mengundurkan diri dan mengikuti kompetisi Australia namun Persipura tetap bermain di Liga Super Indonesia pada musim berikutnya.
Referensi
^ Abi. Perjalanan Arema di Piala Indonesia 2005. Situs WeAremania.net, 20 Agustus 2010. Diakses pada 20 September 2010.
^ a b c d e Lagi, Sriwijaya FC Juaranya!. Jawa Pos National Network, 2 Agustus 2010. Diakes pada 20 September 2010.
^ http://www.goal.com/id-ID/news/2280/copa-indonesia/2010/08/02/2051799/gonzales-top-skorer-kayamba-terbaik
^ http://www.goal.com/id-ID/news/2280/copa-indonesia/2010/08/01/2051396/sriwijaya-fc-hat-trick-juara-piala-indonesia
Pranala luar
(Indonesia) Situs Resmi Copa Dji Sam Soe Indonesia
http://id.wikipedia.org/
Liga Super Indonesia
Negara Indonesia
Konfederasi AFC
Dibentuk 2008
Musim pertama 2008
Jumlah tim 18
Degradasi ke Divisi Utama
Tingkat 1
Piala domestik Piala Indonesia
Piala internasional Liga Champions AFC
Piala AFC
Juara bertahan Persipura Jayapura (2010–2011)
Stasiun televisi penyiar antv
Situs web http://www.ligaindonesia.co.id
Liga Super Indonesia 2010–2011
Liga Super Indonesia (disingkat LSI, bahasa Inggris: Indonesia Super League (ISL)) adalah kompetisi sepak bola antar klub profesional level tertinggi di Liga Indonesia. LSI diselenggarakan oleh PT Liga Indonesia (dahulu BLI) yang dimiliki oleh PSSI. LSI dikuti 18 tim terbaik yang akan saling bertanding satu putaran penuh kompetisi 34 pertandingan, kandang dan tandang. Sistem operasi untuk setiap klub peserta dengan promosi dari dan degradasi ke Divisi Utama. Musim kompetisi tidak menentu dan disesuaikan dengan kondisi atau suasana yang terjadi di Indonesia. Sponsor utama LSI adalah perusahaan rokok Djarum, oleh karena itu LSI secara resmi dikenal sebagai Djarum Indonesia Super League. pada musim 2009-2010 AFC menobatkan liga Super Indonesia adalah liga terbaik peringkat 8th se-Asia, dan Liga terbaik se-Asia Tenggara.
Sejarah
Asal
Ide dari pelaksanaan sistem liga ini telah dikemukakan sejak tahun 2007 sebagai upaya mewujudkan profesionalisme dalam persepak-bolaan nasional. Alasan lainnya adalah karena format Liga Indonesia pada tahun 2007 yang kurang adil, berlangsung secara sistem setengah kompetisi. Sistem ini menyebabkan tingginya tingkat ketegangan pertandingan dan sangat berpotensi memicu kerusuhan. Alasan terakhir adalah karena terlalu banyak tim peserta (38 tim).
Pembentukan
LSI pertama kali diselenggarakan pada tahun 2008. Kompetisi ini dilaksanakan untuk mengikuti persyaratan FIFA yang menyatakan bahwa liga teratas dari suatu negara harus diikuti oleh paling sedikit 18 klub dan setiap klub diharapkan merupakan klub profesional tanpa dibantu dana subsidi Pemerintah APBD.
18 klub perdana
Pada awal LSI 2008 diadakan dengan menyeleksi sembilan tim teratas dari Divisi Utama Liga Indonesia 2007. Tim-tim tersebut adalah:
Wilayah Barat:
Sriwijaya FC Palembang
Persija Jakarta
PSMS Medan
Deltras Sidoarjo
Persib Bandung
Persela Lamongan
Semen Padang
Pelita Jaya Jawa Barat
Wilayah Timur:
Persipura Jayapura
Persiwa Wamena
Persela Lamongan
Persisam Samarinda
Arema Indonesia
PSM Makassar
Persiba Balikpapan
Bontang FC
Persijap Jepara
Persema Malang
Persibo Bojonegoro
Tetapi setelah diverifikasi, beberapa klub mengundurkan diri dengan alasan kekurangan dana. Sebagai penggantinya dipilihlah klub Divisi Utama Liga Indonesia 2007 dengan syarat menempati posisi kalsemen tepat dibawah klub yang digantikan kemudian diverikasi kembali. Tim yang lolos verifikasi adalah:
Arema Indonesia
Persipura Jayapura
Persiba Balikpapan
Persib Bandung
Sriwijaya FC Palembang
Persija Jakarta
Persiwa Wamena
Persema Malang
Persela Lamongan
PSMS Medan
PSM Makassar
Persijap Jepara
Bontang FC
Persebaya Surabaya
Persisam Samarinda
Persik Kediri
Pelita Jaya Jawa Barat
Persitara Jakarta Utara
Format kompetisi
Format kompetisi memakai satu wilayah dan tidak ada lagi format dua wilayah. Pemenang akan ditentukan dari jumlah poin paling banyak selama 34 pertandingan. Juara akan mewakili Indonesia di Liga Champions AFC. Runner-up akan mewakili Indonesia di Piala AFC dan Liga Champions AFC dengan play-off. Tiga tim penghuni terbawah klasemen akan langsung terdegradasi. Sementara satu tim (peringkat ke-15) akan melakukan play-off melawan peringkat ke-4 Divisi Utama.
Sponsor
Sejak musim perdananya, LSI disponsori oleh Djarum yang merupakan sponsor titel. Djarum sendiri sudah 3 tahun berturut-turut mensponsori Divisi Utama sejak 2005 hingga LSI saat ini.
Tingkat tertinggi Liga Indonesia menggunakan nama sponsor sebagai titelnya. Sponsor yang namanya digunakan sebagai titel Liga Indonesia yaitu:
No Tahun Sponsor
1 1994-1996 Dunhill (Liga Dunhill)
2 1996-1997 Kansas (Liga Kansas)
3 1997-1999 Tidak Ada Sponsor (Liga Indonesia)
4 1999-2004 Bank Mandiri (Liga Bank Mandiri)
5 2005-2007 Djarum (Liga Djarum Indonesia)
6 2008-sekarang Djarum (Djarum Indonesia Super League)
Televisi penyiar
Sejak musim perdananya, LSI disiarkan oleh stasiun televisi nasional antv.
Klub
Total jumlah seluruh klub yang pernah merumput di LSI sejak 2008 adalah 21 klub.
Klub 2009–10
Berikut 18 klub akan bersaing di Liga Super Indonesia selama musim 2009–10.
Klub
|
Posisi
pada 2008
|
Musim pertama di
divisi teratas
|
Jumlah musim di
divisi teratas
|
Jumlah musim di
Liga Super
|
Musim pertama menggantikan di divisi teratas
|
Jumlah juara di
divisi teratas
|
Juara terakhir divisi utama
| |
Arema
|
10
|
1987-88
|
2
|
1
|
1992-93
| |||
Bontang FC
|
13
|
1988-89
|
2
|
n/a
| ||||
Pelita Jaya
|
9
|
1986-87
|
2
|
1993-94
| ||||
Persebaya
|
Playoff:
Divisi Utama
|
1930-31
|
1
|
2004
| ||||
Persela
|
6
|
2007
|
2
|
n/a
| ||||
Persema
|
2: Divisi Utama
|
1994-95
|
1
|
n/a
| ||||
Persib
|
3
|
1930-31
|
2
|
1994-95
| ||||
Persiba
|
5
|
1994-95
|
2
|
n/a
| ||||
Persija
|
7
|
1930-31
|
2
|
2001
| ||||
Persijap
|
11
|
2001
|
2
|
n/a
| ||||
Persik
|
4
|
2003
|
2
|
2006
| ||||
Persipura
|
1
|
1994-95
|
2
|
2009
| ||||
Persisam
|
1: Divisi Utama
|
1994-95
|
1
|
n/a
| ||||
Persitara
|
14
|
2006
|
2
|
n/a
| ||||
Persiwa
|
2
|
2006
|
2
|
n/a
| ||||
PSM
|
8
|
1957
|
2
|
1999-00
| ||||
PSMS
|
3: Divisi Utama
|
2003
|
1
|
n/a
| ||||
Sriwijaya FC
|
5
|
1994-95
|
2
|
2007
| ||||
Stadion
Stadion 2009–10Klub Stadion Kapasitas
Arema Kanjuruhan 30.000
Bontang FC Mulawarman 15.000.
Pelita Jaya Singaperbangsa 10.000
Persebaya Gelora 10 November 30.000
Persela Surajaya 12.500
Persema Gajayana 30.000
Persib Si Jalak Harupat 40.000
Persiba Stadion Persiba 13.000
Persija S.U Gelora Bung Karno 80.000
Persijap Gelora Bumi Kartini 20.000
Persik Brawijaya 20.000
Persipura Mandala 30.000
Persisam Palaran 60.000
Persitara Soemantri Brodjonegoro 1.000
Persiwa Pendidikan 20.000
PSM Andi Mattalatta 30.000
PSMS Teladan 25.000
Sriwijaya FC Jakabaring 40.000
Kelangsungan
Klub peserta Superliga harus merupakan klub profesional sesuai ketentuan FIFA dan AFC. Konsekuensinya, klub peserta tidak boleh bergantung pada sumbangan pihak ketiga, termasuk APBD daerah. Hal ini menjadi masalah besar bagi sebagian besar klub karena saat itu hanya Arema Malang, Semen Padang dan Bontang PKT yang merupakan klub profesional penuh dan merupakan klub yang dibiayai tanpa menggunakan APBD. Selain itu ada masalah lain yang mengancam kelangsungan Superliga seperti standarisasi stadion sesuai standar yang diberikan Badan Liga Indonesia (BLI). BLI juga sempat mengharuskan pelatih yang menangani tim-tim peserta Superliga harus berlisensi A. Meski demikian akhirnya BLI memberi toleransi yang memperbolehkan pelatih berlisensi B boleh membesut tim Superliga dengan durasi masa kepelatihan hanya semusim.[1]
Dari 18 klub yang diverifikasi oleh BLI, ada dua tim yang dipastikan tidak bisa mengikuti Superliga karena tidak bisa memenuhi lima aspek verifikasi BLI, yaitu Persiter dan Persmin. Untuk mengisi dua tim yang tidak lolos verifikasi itu ada tujuh tim dari Divisi Utama yang akan bersaing untuk memperebutkan jatah Persiter dan Persmin. Ketujuh tim tersebut adalah, Bontang PKT, Persebaya Surabaya, PSIS Semarang, PSS Sleman, Persikabo Bogor, Semen Padang dan Persis Solo.[2]
Setelah melalui proses verifikasi terhadap tujuh tim dari Divisi Utama ini, akhirnya dua tim yang berhak menggantikan posisi Persiter dan Persmin ini diumumkan pada tanggal 16 Juni 2008, yaitu Bontang PKT dan PSIS Semarang. Kedua tim ini memiliki poin tertinggi dari lima aspek verifikasi BLI. Selain itu berdasarkan rapat pada tanggal 13 Juni lalu menghasilkan keputusan bahwa Liga Super Indonesia 2008 tetap diikuti oleh 18 tim meski sempat ada perdebatan mengenai pelangsungan LSI 2008 meski dengan 16 tim.[3]
PSMS Medan sempat terancam dibatalkan dari keikutsertaannya di LSI 2008 karena masalah internal klub yang cukup pelik. Perwakilan dari BLI membenarkan berita tersebut, dan menyebutkan bahwa LSI 2008 tetap akan dimulai pada hari Sabtu, 12 Juli 2008 tanpa menyebutkan konsekuensinya, bila BLI memutuskan untuk menggagalkan keikutsertaan PSMS di LSI 2008. Namun pada akhirnya PSMS tidak jadi mengundurkan diri dari LSI 2008. [4]
Statistik
Pemain terbaik
2008–09 - Boaz Salossa (Persipura)
2009–10 - Kurnia Meiga Hermansyah (Arema Indonesia) [5] (Nominasi: Aldo Bareto, Christian Gonzalez, Ricardo Salampessy)
2010–11 - Boaz Salossa (Persipura) [6] (Nominasi: Aldo Barreto, Bambang Pamungkas)
Pencetak gol terbanyak
2008–09 - Boaz Salossa (Persipura) & Christian Gonzalez {Persib Bandung (put II)} (28 gol)
2009–10 - Aldo Barreto (Bontang FC) (19 gol)
2010–11 - Boaz Salossa (Persipura) (22 gol)
Pemain fair play
2008–09 - T A Musafri (Persiba Balikpapan)[7]
2009–10 - Eduard Ivakdalam (Persipura)
Tim fair play
2008–09 - Persija Jakarta
2009–10 - Sriwijaya FC[8]
Pelatih fair play
2008–09 - Jaksen F Tiago (Persipura)
Wasit terbaik
2008–09 - Najamuddin Aspiran (Balikpapan)
2009–10 - Oki Dwi Putra Senjaya (Bandung)
Suporter terbaik
2008–09 - LA Mania
2009–10 - Aremania
Panpel terbaik
2009–10 - Arema Indonesia
Klasemen akhir
2008
Persipura Jayapura
Persiwa Wamena
Persib Bandung
Persik Kediri
Sriwijaya FC
2009–10
Arema Indonesia
Persipura Jayapura
Persiba Balikpapan
Persib Bandung
Persija Jakarta
2010–11
Persipura Jayapura
Arema Indonesia
Persija Jakarta
Semen Padang
Sriwijaya FC
Referensi
^ BLI melunak lagi
^ Persmin dan Persiter Tak Lolos Verifikasi
^ PKT & PSIS Ikuti Liga Super Indonesia
^ BLI Diminta Arif Sikapi Persoalan PSMS
^ Kiper Arema Kurnia Meiga pemai terbaik LSI 2009/2010
^ Boaz Salossa topskor dan pemain terbaik
^ http://gugling.com/djarum-indonesia-super-league-fair-play-awards.html
^ http://olahraga.tvone.co.id/berita/view/40167/2010/06/06/all_star_taklukkan_arema/
(Indonesia) Format LSI
Pranala luar
(Indonesia) Situs web resmi Liga Indonesia
http://id.wikipedia.org/
Divisi Satu Liga Indonesia
Divisi Satu Liga IndonesiaNegara Indonesia
Konfederasi PSSI
Dibentuk 1995
Jumlah tim 57
Promosi ke Divisi Utama
Degradasi ke Divisi Dua
Tingkat 3
Piala domestik Piala Indonesia
Juara bertahan PSBS Biak (2010)
Klub tersukses Persebaya Surabaya (2)
Stasiun televisi penyiar TVRI
Situs web http://blai.pssi-fotball.com
2010
Divisi Satu Liga Indonesia adalah kompetisi tingkat tiga dalam Liga Indonesia, di bawah Divisi Utama dan di atas Divisi Dua. Divisi Satu terdiri dari 48 tim yang dibagi menjadi 8 grup.
Cikal bakal adanya Divisi Satu di persepak bolaan Indonesia dimulai pada tahun 1979.
Di era Liga Indonesia, Divisi Satu dimulai pada tahun 1995. Juara pada musim pertama (tahun 1995) adalah Persikab Bandung.
Juara-juara
1995 - Persikab Bandung
1996 - PSP Padang
1997 - Persikota Tangerang
1998 - PSKB Bukittinggi
1999 - PSPS Pekanbaru
2000 - Persita Tangerang
2001 - PSIS Semarang
2002 - Persik Kediri
2003 - Persebaya Surabaya
2004 - Arema Malang
2005 - PSIM Yogyakarta
2006 - Persebaya Surabaya
2007 - Persibo Bojonegoro
2008-09 - Mojokerto Putra
2009-10 - Persekam Metro FC
2010 - PSBS Biak
Sumber
(Inggris) RSSSF.com
Divisi Dua Liga Indonesia
Divisi Dua Liga IndonesiaNegara Indonesia
Konfederasi AFC
Dibentuk 1994
Jumlah tim 78
Promosi ke Divisi Satu
Degradasi ke Divisi Tiga
Tingkat 4
Piala domestik Piala Indonesia
Juara bertahan Persebangga Purbalingga (2010-11)
Situs web http://blai.pssi-football.com
2010-11
Divisi Dua Liga Indonesia adalah kompetisi tingkat empat dalam Liga Indonesia, di bawah Divisi Satu dan di atas Divisi Tiga, dengan status pemain merupakan pemain Amatir. Divisi Dua dimulai bersamaan dengan bergulirnya Liga Indonesia pada tahun 1995, dan merupakan kompetisi level terendah setelah Divisi Utama, dan Divisi I. Juara musim pertama adalah Persikabo Bogor.
Cikal bakal kompetisi Divisi II adalah kompetisi Divisi II Perserikatan. yang kemudian setelah penggabungan kompetisi Perserikatan dan Galatama menjadi satu dengan nama Liga Indonesia, maka Kompetisi Divisi II menjadi bagian dari kompetisi Liga Indonesia dengan nama Divisi II Liga Indonesia. Pada tahun 2005, Divisi Dua Liga Indonesia tidak lagi menjadi kompetisi dengan level terendah setelah dibentuknya Kompetisi Divisi Tiga Liga Indonesia. Sejak tahun 2009, penyelenggaraan kompetisi Divisi Dua Liga Indonesia ditangani oleh Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI).
Juara
1995 - Persikabo Bogor
1996 - Persikota Tangerang
1997 - tidak diketahui
1998 - tidak diadakan karena pembatalan Divisi Utama
1999 - PS Palembang
2000 - tidak diketahui
2001 - tidak diketahui
2002 - Persid Jember
2003 - Persekabpas Pasuruan
2004 - Persibo Bojonegoro
2005 - Persiku Kudus
2006 - PSIR Rembang
2007 - Persires Rengat
2008-09 - Barito Putra
2009-10 - Persikasi Bekasi
2010-11 - Persebangga Purbalingga
Sumber
(Inggris) RSSSF.com
http://id.wikipedia.org/
Divisi Tiga Liga Indonesia
Divisi Tiga Liga Indonesia
Negara Indonesia
Konfederasi AFC
Dibentuk 2005
Jumlah tim 98
Promosi ke Divisi Dua
Tingkat 5
Piala domestik Piala Indonesia
Juara bertahan MBU Sidoarjo (2010)
Situs web http://blai.pssi-football.com
2010-11
Divisi Tiga Liga Indonesia adalah divisi terbawah dalam Liga Indonesia. Status klub dan pemain yang bermain di Divisi ini adalah amatir. Pada musim kompetisi 2008 regulasi tentang pemain Divisi 3 dibatasi untuk kelompok umur 21 tahun dan diperbolehkan hanya memakai 3 pemain yang berusia bebas. Tidak ada degradasi dalam kompetisi divisi III, tetapi ada beberapa tim peringkat teratas yang akan promosi ke Divisi II.
Divisi Tiga mulai diadakan pada tahun 2005, dengan juara musim pertama adalah PSIR Rembang. Pertandingan Divisi Tiga dimulai dengan pertandingan level provinsi untuk memperebutkan jatah berlaga di Babak Zona Nasional. Jatah tersebut berbeda-beda masing-masing provinsi tergantung jumlah tim Divisi Tiga di provinsi tersebut.
Setelah lolos dari level provinsi, tim yang lolos akan berhadapan dengan tim asal provinsi lain dalam satu wilayah zona (pulau). Biasanya terbagi atas Zona Sumatera 1 & 2, Jawa 1 & 2, Kalimantan, Sulawesi 1 & 2, Nusa Tenggara, Malulu & Papua. Setelah babak tersebut, maka tim yang lolos akan berhadapan dengan tim dari zona lain dalam Babak Nasional.
Juara
2005 - PSIR Rembang
2006 - Perseta Tulungagung
2007 - Persem Mojokerto
2008 - Persikotas Tasikmalaya
2009 - Persikasi Kab. Bekasi
2010 - Persewar Waropen
2011 - MBU Sidoarjo
Pranala luar
PT Liga Indonesia
Perserikatan
Perserikatan atau Persyerikatan adalah kompetisi sepak bola Indonesia yang pertama kali dilaksanakan pada tahun 1931.
Sejarah
Cikal bakal kompetisi ini dimulai ketika pada tanggal 19 April 1930, PSM Yogyakarta (PSIM Yogyakarta) bersama dengan VIJ Jakarta (sekarang Persija Jakarta), BIVB Bandung (Persib Bandung), IVBM Magelang (PPSM Magelang), MVB Madiun (PSM Madiun), SIVB Surabaya (Persebaya Surabaya) dan VVB Solo (Persis Solo) turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. Setelah melalui perbagai pertemuan akhirnya disepakati berdirinya organisasi induk yang diberi nama Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia (PSSI) pada tahun 1931 dan berkedudukan di Mataram. Sejak tahun itu pulalah kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. Sebelum ada perserikatan sebenarnya ada kompetisi di Indonesia yang di Mulai pada tahun 1914 yang di selengarakan oleh NIVB (Nederlandsch-Indische Voetbalbond)/ PSSI-nya Hindia-Belanda yaitu Kejuaraan Antar Kota Hindia Belanda.
Juara Perserikatan
Musim Tempat Juara Skor Runner-up
1931 Stadion Sriwedari, Solo VIJ Jakarta VVB Solo
1932 Jakarta PSIM Yogyakarta VIJ Jakarta
1933 Surabaya VIJ Jakarta BIVB Bandung
1934 Bandung VIJ Jakarta BIVB Bandung
1935 Semarang VVB Solo PPVIM Jatinegara Jakarta
1936 Solo VVB Solo BIVB Bandung
1937 Bandung BIVB Bandung VVB Solo
1938 Solo VIJ Jakarta SIVB Surabaya
1939 Yogyakarta VVB Solo PSIM Yogyakarta
1940 Solo VVB Solo PSIM Yogyakarta
1941 Bandung SIVB Surabaya PSIM Yogyakarta
1942 Surabaya VVB Solo SIVB Surabaya
1943 Yogyakarta VVB Solo PSIM Yogyakarta
1944 - 1947 Tidak Berlangsung
1948 Yogyakarta Persis Solo PSIM Yogyakarta
1949 Tidak Berlangsung
1950 Semarang Persebaya Surabaya Persib Bandung
1951 Jakarta Persebaya Surabaya Persija Jakarta
1952 Surabaya Persebaya Surabaya Persija Jakarta
1953 Tidak Berlangsung
1954 Jakarta Persija Jakarta PSMS Medan
1955 - 1956 Tidak Berlangsung
1957 Padang PSM Ujungpandang PSMS Medan
1958 Tidak Berlangsung
1959 Jakarta PSM Ujungpandang Persib Bandung
1960 Tidak Berlangsung
1961 Semarang Persib Bandung PSM Ujungpandang
1962 - 1963 Tidak Berlangsung
1964 Jakarta Persija Jakarta PSM Ujungpandang
1965 Jakarta PSM Ujungpandang Persebaya Surabaya
1966 Jakarta PSM Ujungpandang Persib Bandung
1967 Jakarta PSMS Medan Persebaya Surabaya
1968 Tidak Berlangsung
Kejurnas PSSI
1969-1971 | Jakarta | PSMS Medan | tidak diketahui | Persebaya Surabaya
1971-1973 | Jakarta | Persija Jakarta | tidak diketahui | Persebaya Surabaya
1973-1975 | Jakarta | Persija Jakarta dan PSMS Medan Juara bersama
1975-1978 | Jakarta | Persebaya Surabaya | tidak diketahui | Persija Jakarta
1978-1979 | Jakarta | Persija Jakarta | 'tidak diketahui | PSMS Medan
Divisi Utama PSSI |
1980 | Jakarta | Persiraja Banda Aceh | 3-1 | Persipura Jayapura
1980/1981 | tidak berlangsung |
1983 | Jakarta | PSMS Medan | 0-0 (3-2 pen.) | Persib Bandung
1984 | tidak berlangsung |
1985 | Jakarta | PSMS Medan | 2-2 (3-2 pen) | Persib Bandung
1986 | Jakarta | Persib Bandung | 1-0 | Perseman Manokwari
1986/1987 | Jakarta | PSIS Semarang | 1-0 | Persebaya Surabaya
1986/1987 | Jakarta | Persebaya Surabaya | 3-2 | Persija Jakarta
1988/1989 | tidak berlangsung |
1988/1990 | Jakarta | Persib Bandung | 2-0 | Persebaya Surabaya
1990/1991 | tidak berlangsung
1991-1992 | Jakarta | PSM Makassar | 2-1 | PSMS Medan
1992/1993 | tidak berlangsung |
1993-1994 | Jakarta | Persib Bandung | 2-0 | PSM Ujungpandang |}
Pranala luar
(Inggris) [1]
(Inggris) Indonesia - List of Champions Perserikatan
http://id.wikipedia.org/
Liga Sepak Bola Utama ( Galatama )
Liga Sepak bola Utama disingkat Galatama adalah sebuah liga sepak bola semi profesional pertama di Indonesia sebelum diganti Liga Indonesia pada tahun 1994.
Sejarah
Sampai tahun 1979 Kejuaraan Nasional Perserikatan merupakan satu-satunya kompetisi tingkat nasional di Indonesia. Kejuaraan Nasional Perserikatan bersifat amatir. Mulai tahun 1979 Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menyelenggarakan kompetisi sepak bola semiprofesional, diberi nama Liga Sepak Bola Utama disingkat menjadi Galatama. Galatama merupakan salah satu pioner kompetisi semiprofesional dan profesional di Asia selain Liga Hong Kong.
Galatama tidak dibagi dalam beberapa divisi (kecuali pada musim tahun 1983 dan 1990 terdiri dari 2 divisi). Sampai musim kompetisi 1982 Galatama memperbolehkan adanya pemain asing. Salah satu pemain asing yang terkenal di kompetisi Galatama adalah Fandi Ahmad (Singapura) yang memperkuat Niac Mitra. Ia berhasil mengantarkan klubnya menjuarai Galatama sehingga memperoleh penghargaan dari Kota Surabaya sebagai warga kehormatan Surabaya. Sayang setelah itu Fandi Ahmad harus keluar dari Indonesia karena adanya larangan penggunaan pemain asing di Galatama.
Pamor Galatama dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Terlebih sejak dikeluarkannya pelarangan pemain asing, kemudian adanya kecurigaan main mata antar beberapa klub, diperparah isu suap. Galatama bukan hanya ditinggalkan penonton, satu per satu klub pesertanya mengundurkan diri.
Tahun 1994 Galatama dan Perserikatan digabung menjadi Liga Indonesia.
Daftar juara
Musim Final
Juara Skor Runner-up
1979/1980 Warna Agung tidak diketahui Jayakarta
1980/1982 Niac Mitra tidak diketahui Jayakarta
1982/1983 Niac Mitra 3-2 UMS 80
1983/1984 Yanita Utama 1-0 Mercu Buana
1984 Yanita Utama 2-0 UMS 80
1985 Krama Yudha Tiga Berlian 1-0 Arseto
1986/1987 Krama Yudha Tiga Berlian 4-2 Pelita Jaya
1987/1988 Niac Mitra 3-1 Pelita Jaya
1988/1989 Pelita Jaya 2-1 Niac Mitra
1990 Pelita Jaya 1-1 4-2 (adu penalti) Krama Yudha Tiga Berlian
1991/1992 Arseto tidak diketahui Pupuk Kaltim
1992/1993 Arema tidak diketahui Pupuk Kaltim
1993/1994 Pelita Jaya 1-0 Gelora Dewata
Paling banyak masuk final
Warna Agung (Jakarta) : 1 kali juara
Niac Mitra (Surabaya) : 3 kali juara, 1 kali runner-up
Yanita Utama (Bogor) : 2 kali juara
Krama Yudha Tiga Berlian (Palembang) : 2 kali juara, 1 kali runner-up
Pelita Jaya (Jakarta) : 3 kali juara, 2 kali runner-up
Arseto (Solo) : 1 kali juara, 1 kali runner-up
Arema (Malang) : 1 kali juara
Jayakarta (Jakarta) : 2 kali runner-up
UMS 80 (Jakarta) : 2 kali runner-up
Mercu Buana (Medan) : 1 kali runner-up
Pupuk Kaltim (Bontang) : 2 kali runner-up
Gelora Dewata (Denpasar) : 1 kali runner-up
Pencetak gol terbanyak
Musim Nama pemain Klub Jumlah gol
1979/1980 Hadi Ismanto Indonesia Muda 22
1980/1982 Syamsul Arifin Niac Mitra 30
1982/1983 Dede Sulaeman Indonesia Muda 17
1983/1984 Bambang Nurdiansyah Mercu Buana 16
1984 Bambang Nurdiansyah Yanita Utama 13
1985 Bambang Nurdiansyah Krama Yudha Tiga Berlian 9
1986/1987 Ricky Yacob Arseto 9
1987/1988 Nasrul Kotto Arseto 16
1988/1989 Mecky Tata & Dadang Kurnia Arema & Bandung Raya 18
1990 Ricky Yacob Arseto tidak diketahui
1991/1992 Singgih Pitono Arema 21
1992/1993 Singgih Pitono Arema 16
1993/1994 Ansyari Lubis Pelita Jaya 19
Klub Yang Pernah Berpartisipasi
Aceh Putra (Lhokseumawe, Aceh) 1990-1994
Pardedetex (Medan) 1979-1984
Mercu Buana (Medan) 1980-1984
Medan Jaya (Medan) 1987-1994
Semen Padang (Padang) 1983-1994
Pusri Palembang (Palembang) 1987-1989
Jaka Utama Lampung/Yanita Utama (1983)/Tiga Berlian (1985)/Krama Yudha Tiga Berlian(1986) (1979 Lampung,1983 Bogor,1986 Palembang,1990 Bekasi) 1979-1991
Lampung Putra (Lampung) 1987-1989
Warna Agung (Jakarta) 1979-1994
Jayakarta (Jakarta) 1979-1982
Indonesia Muda (Jakarta) 1979-1984
BBSA (Bangka Billiton Sports Association) Tama (Jakarta) 1979/1980 1 musim
Buana Putra (Jakarta) 1979-1982
Cahaya Kita (Jakarta) 1979-1982
Tunas Inti (Jakarta) 1979-1987
Angkasa (Jakarta) 1980-1984
UMS '80 (Jakarta) 1980-1984
Arseto (1979 Jakarta, 1983 Solo/Surakarta ) 1979-1994
Pelita Jaya (Jakarta) 1986-1994
Perkesa '78/Perkesa Mataram(1987)/Mataram Putra(1992)(1979 Bogor, 1980 Sidoarjo,1987 Yogyakarta) 1979-1994
Sari Bumi Raya (1979 Bandung, 1980 Yogyakarta) 1979-1984
Tempo Utama (Bandung) 1983/84 1 musim
Bandung Raya (Bandung) 1987-1994
Bintang Timur (Cirebon) 1980-1983
Tidar Sakti (Magelang) 1979-1982
Gajah Mungkur Muria Tama (Kudus) 1990-1992 1 musim
B.P.D. Jateng (Semarang) 1988-1994
Niac Mitra/Mitra Surabaya(1990) (Surabaya) 1979-1994
ASGG Assyabaab Salim Grup Galatama/1992 ASGS (Surabaya) 1990-1994
Petrokimia Putra (Gresik) 1988-1994
Arema (Malang) 1987-1994
Bentoel Galatama (Jember) 1990/1992 1 musim
Caprina (Denpasar) 1983/84 1 musim
Bali Yudha (Denpasar) 1984 1 musim
Gelora Dewata (Denpasar) 1990-1994
Barito Putra (Banjarmasin) 1988-1994
Pupuk Kaltim (Bontang) 1989-1994
Putra Mahakam/1993 Putra Samarinda (Samarinda) 1990-1994
Makassar Utama (Makassar) 1980-1989
Bima Kencana (Makassar) 1983/84 1 musim
Palu Putra(Palu) 1987-1989
BPD Jateng (Semarang) 1988-1994
Dari sekian banyak tim eks Galatama tinggal beberapa tim yang masih tetap eksis hingga detik ini, meskipun ada beberapa tim yang merger, ganti nama ataupun pindah home base.
Hingga saat ini yang masih eksis, antara lain:
Super Liga: Arema Malang, , Pelita Jaya sekarang Pelita Jabar (pindah homebase di Karawang), PKT Bontang sekarang Bontang FC di akuisisi oleh Pemkot Bontang, Putra Samarinda menjadi Persisam Putra Samarinda (hasil merger dengan Persisam Samarinda), Semen Padang, Gelora Dewata sekarang Deltras Sidoarjo(diakuisisi Pemkab Sidoarjo).
Divisi Utama: Petrokimia Putra sekarang Gresik United (hasil merger dengan Persegres Gresik), Mitra Surabaya sekarang Mitra Kukar diakuisisi oleh Pemda Kutai Kartanegara Tenggarong. Sebelum diakuisisi oleh Pemda Kutai Kartanegara (Kaltim), bernama Mitra Kalimantan Tengah (Mikaltra) Palangkaraya.
Divisi I: Barito Putra
Divisi II: Medan Jaya sekarang Penajam Medan Jaya (diakuisisi oleh Pemkab Penajam Paser Utara Kaltim.
Divisi III Regional: Bandung Raya, sempat vakum beberapa tahun tidak mengikuti kompetisi setelah bubar pada pra Ligina Ke IV
Pranala luar
Rec.Sport.Soccer Statistics Foundation
Liga Primer Indonesia
Negara Indonesia
Dibentuk 2010
Musim pertama 2011
Dibubarkan 2011
Divisi 1
Jumlah tim 19
Tingkat 1
Stasiun televisi penyiar Indosiar[1]
Metro TV[2]
Trans TV[3]
Trans7[4]
Situs web ligaprimerindonesia.co.id
Liga Primer IndonesiaMusim 2011
Jumlah pertandingan 171
Jumlah gol 488 (2.85 per pertandingan)
Pencetak gol terbanyak Juan Manuel Cortes,
Fernando Gaston Soler,
Laakkad Abdelhadi
(13 gol)
Kemenangan kandang terbesar Bogor Raya 5−0 Bandung FC (5 Maret 2011)
Kemenangan tandang terbesar Minangkabau FC 0−5 Persebaya 1927 (5 Februari 2011)
Skor terbesar Solo FC 7−3 Manado United (10 April 2011)
Liga Primer Indonesia, disingkat LPI (bahasa Inggris: Indonesia Premier League) adalah kompetisi sepak bola antar klub di Indonesia yang diselenggarakan pada 2011. LPI dimulai pada 8 Januari 2011 dan dijadwalkan selesai pada bulan Oktober 2011. LPI diselenggarakan oleh Konsorsium PT Liga Primer Indonesia yang dimotori oleh pengusaha Arifin Panigoro dan tidak berafiliasi dengan PSSI, sehingga menjadi ajang tandingan terhadap Liga Super Indonesia (ISL) yang diselenggarakan oleh PSSI. Seiring dengan kisruh di tubuh PSSI dan dibentuknya Komite Normalisasi (KN) PSSI oleh FIFA, KN kemudian memutuskan untuk mengakui secara resmi LPI sebagai liga yg berjalan di bawah pengawasan PSSI.[5] LPI berakhir setelah menyelesaikan putaran pertama kompetisi, dan klub-klub LPI kemudian meleburkan diri ke dalam klub-klub ISL untuk memulai suatu liga profesional baru, Liga Pro.[6]
Sejarah
Dasar hukum
PSSI menganggap penyelenggaran LPI ilegal karena tidak memiliki izin dari asosiasi sepakbola tersebut.[7] Akan tetapi pihak LPI menyatakan bahwa penyelenggaraan LPI tidak melanggar hukum karena sesuai dengan rekomendasi Kongres Sepak Bola Nasional yang dilaksanakan di Malang pada Maret 2010.[8][9] Konsorsium LPI juga menyatakan sudah beberapa kali mencoba berkoordinasi dan meminta izin kepada PSSI,[10][11][12][13] namun PSSI bersikap menutup diri terhadap penyelenggaraan LPI.[14] PSSI memaparkan secara panjang lebar alasan mengapa LPI melawan hukum,[7], namun tidak pernah menjelaskan alasan mengapa mereka tidak merestui LPI, kecuali menyebut LPI sebagai "kompetisi ecek-ecek",[15] "tarkam",[16] dan "banci."[17] LPI akhirnya mendapatkan izin dari pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng.[18] Dengan dibentuknya Komite Normalisasi (KN) oleh FIFA, KN memutuskan PSSI membawahi kompetisi tersebut di bawah PSSI dan LPI secara resmi diakui PSSI sebagai liga yg berjalan di bawah pengawasan PSSI.[5]
Sanksi PSSI
PSSI mengancam menghukum berat semua klub, pemain, dan perangkat pertandingan yang terlibat di liga ini. Di antara ancaman yang dilontarkan PSSI, klub Liga Super Indonesia yang terlibat LPI akan didegradasi ke divisi satu.[19] dan diminta mengembalikan aset-aset PSSI.[20] Empat klub LPI yang diancam menyatakan tidak takut dengan ancaman PSSI tersebut.[21][22][23][24]
Pemain yang terlibat LPI juga diancam tidak dapat memperkuat timnas.[25] Keputusan tersebut ditentang oleh beberapa pihak, termasuk Menpora,[26] Anggota Komisi X DPR RI Angelina Sondakh,[27] dan Wakil Ketua DPR Pramono Anung.[25] Meski PSSI mengeluarkan ancaman tersebut, Badan Tim Nasional tetap memanggil beberapa pemain dari klub-klub anggota LPI untuk seleksi timnas U-23 yang disiapkan untuk Sea Games 2011 dan kualifikasi Olimpiade 2012.[28]
Pelatih timnas Indonesia Alfred Riedl juga menyatakan tidak akan memanggil pemain yang bermain di LPI dengan alasan "pemain yang tampil di kompetisi yang tidak diakui oleh FIFA, tidak bisa tampil di timnas."[29] Padahal statuta FIFA hanya menyatakan bahwa "setiap orang yang memegang kewarganegaraan permanen yang tidak tergantung pada masa tinggal di negara tertentu memenuhi syarat untuk bermain mewakili tim nasional asosiasi negara itu."[30]
Tidak cukup dengan klub dan pemain, pelatih klub-klub LPI diancam dicabut lisensinya.[31] Selain itu, PSSI juga mengancam wasit yang terlibat dalam penyelenggaraan LPI dengan sanksi FIFA dan pencabutan lisensi.[32][33] [34]
Izin penyelenggaraan pertandingan
Pertandingan perdana di Stadion Manahan Solo antara Solo FC melawan Persema hampir tidak dapat dilangsungkan karena tidak mendapat izin dari Polri.[35] Menurut UU, segala macam acara yang berpotensi pada kericuhan massa harus mendapat izin tertulis dari Polri, termasuk penyelenggaraan pertandingan sepakbola. Polri beralasan mereka tidak dapat memberi izin pertandingan LPI karena PSSI tidak memberikan rekomendasi.[35] Desakan publik membuat Menpora mengadakan mediasi dengan mengundang PSSI, LPI, dan Polri,[36] akan tetapi tidak satu pun perwakilan PSSI hadir di pertemuan tersebut.[37] Menpora kemudian menyatakan penyelenggaraan LPI tidak membutuhkan izin PSSI, melainkan hanya membutuhkan izin Badan Olahraga Profesional Indonesia. Polri akhirnya memberikan izin pertandingan setelah BOPI memberikan rekomendasi.[18] Belakangan diketahui bahwa PSSI cabang Kota Solo yang diketuai oleh F.X. Hadi Rudyatmo (sekaligus ketua Persis Solo) memberikan rekomendasi kepada Polresta Surakarta untuk memberikan izin pertandingan LPI, meskipun hal tersebut bertentangan dengan pengurus PSSI pusat.[38]
Format kompetisi
LPI menggunakan format kompetisi penuh. Setiap tim akan menghadapi tim lawan yang sama sebanyak 2 kali dalam 1 musim melalui pertandingan kandang dan tandang. Pemenang akan ditentukan dari jumlah poin paling banyak selama 36 pertandingan.
Televisi penyiar
LPI pertama kali disiarkan oleh Indosiar.[1] Indosiar akan menyiarkan secara langsung 68 pertandingan pada setiap hari Sabtu dan Minggu sore.[39] MetroTV juga sempat menyiarkan 1 pertandingan pada pekan pertama.[40] Pada pertengahan Februari 2011, Trans TV dan Trans7 menyusul diumumkan sebagai televisi pemegang hak siar kedua. Trans TV dan Trans7 akan menyiarkan 68 pertandingan pada setiap hari Sabtu dan Minggu malam. Akan tetapi pada pertengahan Maret 2011, Trans Corp (Trans TV dan Trans7) memutuskan kontrak dengan pihak LPI karena alasan persaingan bisnis sponsor LPI dan Transcorp[rujukan?].
Klub
Terdapat 19 klub yang berpartisipasi sebagai peserta.
Klub Kabupaten/Kota Stadion Kapasitas Musim 2009–10
Atjeh United Banda Aceh, Aceh Harapan Bangsa 40.000 -
Bali Devata Gianyar, Bali Ngurah Rai 25.000 -
Bandung FC Bandung, Jawa Barat Siliwangi 25.000 -
Batavia Union Jakarta Utara, DKI Jakarta Tugu 20.000 -
Bintang Medan Medan, Sumatera Utara Teladan 10.000 -
Bogor Raya Bogor, Jawa Barat Persikabo 25.000 -
Cendrawasih Papua Jayapura, Papua Mandala 30.000 -
Jakarta FC 1928 Jakarta Selatan, DKI Jakarta Lebak Bulus 12.500 -
Manado United Manado, Sulawesi Utara Klabat 10.000 -
Medan Chiefs Medan, Sumatera Utara Teladan 10.000 -
Minangkabau FC Padang, Sumatera Barat Haji Agus Salim 28.000 -
Persebaya 1927 Surabaya, Jawa Timur Gelora 10 November 30.000 Peringkat ke-17 LSI,
degradasi ke Divisi Utama
Persema Malang, Jawa Timur Gajayana 30.000 Peringkat ke-10 LSI
Persibo Bojonegoro, Jawa Timur Letjen H. Soedirman 15.000 Juara Divisi Utama
PSM Makassar, Sulawesi Selatan Mattoangin 30.000 Peringkat ke-13 LSI
Real Mataram Sleman, DIY Maguwoharjo 30.000 -
Semarang United Semarang, Jawa Tengah Jatidiri 25.000 -
Solo FC Surakarta, Jawa Tengah Manahan 35.000 -
Tangerang Wolves Tangerang, Banten Benteng 25.000 -
Laga perdana Liga Primer Indonesia di Stadion Manahan, Solo
Pembukaan
Kick-off pertama LPI dilakukan pada tanggal 8 Januari 2011 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah antara Solo FC melawan Persema Malang. Pada pertandingan pembukaan tersebut, Solo FC dipaksa tunduk 1-5. Pertandingan yang dihadiri 22 ribu orang tersebut berjalan dengan aman tanpa insiden. Pertandingan diawali dengan tari-tarian yang dibawakan oleh 1.050 penari dengan mengenakan busana batik dan dibuka oleh Joko Widodo dan F.X. Hadi Rudyatmo.[41][42]
Klasemen akhir
Pos Tim Main M S K GM GK SG N
1 Persebaya 1927 18 12 4 2 42 13 +29 40
2 Persema Malang 18 12 4 2 35 17 +18 40
3 PSM Makassar 18 10 4 4 36 18 +18 34
4 Jakarta FC 1928 18 9 5 4 33 20 +13 32
5 Medan Chiefs 18 9 5 4 26 20 +6 32
6 Batavia Union 18 8 7 3 32 23 +9 31
7 Bali Devata 18 8 5 5 22 17 +5 29
8 Persibo Bojonegoro 18 8 5 5 25 22 +3 29
9 Semarang United 18 9 1 8 18 21 −3 28
10 Minangkabau FC 18 7 6 5 21 19 +2 27
11 Atjeh United 18 8 2 8 23 24 −1 26
12 Bintang Medan 18 6 4 8 29 30 −1 22
13 Bogor Raya 18 6 3 9 22 24 −2 21
14 Solo FC 18 4 4 10 19 29 −10 16
15 Bandung FC 18 4 4 10 22 23 −1 16
16 Real Mataram 18 4 4 10 27 41 −14 16
17 Manado United 18 3 6 9 19 36 −17 15
18 Tangerang Wolves 18 2 5 11 19 35 −16 11
19 Cendrawasih Papua 18 1 4 13 18 44 −26 7
Diperbarui hingga pertandingan tanggal 28 Mei 2011.
Sumber: LPI, goal.com, futbol24.com
Aturan pengurutan: 1. nilai; 2. selisih gol; 3. jumlah gol yang dicetak.
(J) = Juara; (D) = Degradasi; (P) = Promosi.
Pencetak gol terbanyak
Urutan Pencetak gol Klub Gol[43]
1 Juan Manuel Cortes Batavia Union 13
Laakkad Abdelhadi Medan Chiefs 13
Fernando Gaston Soler Real Mataram 13
4 Emanuel De Porras Jakarta FC 1928 10
Samsul Arif Persibo Bojonegoro 10
Irfan Bachdim Persema Malang 10
Cosmin Vancea Bintang Medan 10
Marwan Sayedeh PSM Makassar 10
9 Perry N Somah Bandung FC 9
10 Wallace Rodrigues Da Silva Tangerang Wolves 8
Rahmat PSM Makassar 8
Andi Oddang PSM Makassar 8
Andrew Barisić Persebaya 1927 8
Ilija Spasojević Bali Devata 8
Fred Agius Cendrawasih Papua 8
16 Jardel Santana Manado United 7
Sansan Fauzi Husaeni Jakarta FC 1928 7
http://id.wikipedia.org/