Piala Indonesia


Piala Indonesia merupakan sebuah nama turnamen sepak bola garapan PSSI yang mempertemukan seluruh klub sepak bola dari 4 tingkatan kompetisi Liga Indonesia yakni Liga Super, Divisi Utama, Divisi Satu dan Divisi Dua. Melalui turnamen Piala Indonesia, klub-klub dari luar Divisi Utama Liga Indonesia memiliki kesempatan untuk menghadapi klub-klub besar yang selalu menghuni Divisi Utama Liga Indonesia. Bagi klub-klub divisi terendah, merupakan kebanggaan dapat mengukur kemampuan melawan klub-klub besar bahkan menjadi motivasi tersendiri untuk menjadi pembunuh raksasa jika mampu mengalahkan klub-klub dari divisi di atasnya.

Sejarah
Piala Indonesia digelar untuk pertama kalinya pada tahun 2005 dan
disponsori PT. HM Sampoerna Tbk. dan PT Bentoel Prima dengan
produk unggulannya yakni Dji Sam Soe, sehingga ajang tersebut dinamakan pula dengan Copa Dji Sam Soe Indonesia 2005. Turnamen Piala Indonesia 2005 melibatkan 92 tim yang terdiri dari 36 klub Divisi Utama, 40 klub Divisi Satu dan 16 klub Divisi Dua. Sebelumnya di era Galatama Pernah pula digelar semacam Piala Indonesia yang diikuti oleh klub-klub Galatama dengan nama Piala Galatama

Format Turnamen
Turnamen Piala Indonesia diselenggarakan dengan menggunakan sistem gugur dengan pola Home and Away, atau partai kandang dan tandang, mulai babak penyisihan hingga partai semi final. Sementara babak grand final dilangsungkan dalam satu kali dalam pertandingan pamungkas di satu tempat. Final Piala Indonesia 2005 dilaksanakan di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

Hadiah dan Penghargaan

Klub yang mampu menjuarai turnamen ini berhak mendampingi juara Liga Indonesia mewakili Indonesia di ajang Liga Champions Asia. Ada beberapa penghargaan di turnamen Piala Indonesia, selain dari piala bergilir, yaitu:
Juara  : Rp. 1.000.000.000
Peringkat II : Rp. 500.000.000
Peringkat III : Rp. 350.000.000
Pemain terbaik : Rp. 75.000.000
Top Scorer : Rp. 75.000.000
Fair Play Team : Rp. 75.000.000
Best Supporter : Rp. 75.000.000

Pencetak Gol Terbanyak
2005 - Javier Roca (Persegi Gianyar) - 11 gol
2006 - Emaleu Serge (Arema Malang) - 9 gol
2007 - Albeto Goncalves da Costa (Persipura Jayapura) - 6 gol
2008/2009 - Samsul Arif (Persibo Bojonegoro) dan Pablo Frances (Persijap Jepara) -8 gol
2010 - Cristian Gonzalez (Persib Bandung) - 10 gol
2012 - Javier Roca (Persis Solo) - 5 gol

Pemain Terbaik
2005 - Firman Utina (Arema Malang)
2006 - Aris Budi Prasetyo (Arema Malang)
2007 - Bambang Pamungkas (Persija Jakarta)
2008/2009 - Anoure Obiora (Sriwijaya FC) Palembang
2010 - Keith Kayamba Gumbs[3] (Sriwijaya FC)
2012 - Diam Irawan (Persibo Bojonegoro)

Suporter Tim Terbaik
2006 - Aremania (Arema Malang)
2007 - The Jakmania (Persija Jakarta)

Juara Piala Indonesia
Musim Juara    Hasil    Runner-up
2005    Arema Malang (Divisi Utama) 4-3 (perpanjangan waktu) Persija Jakarta (Divisi Utama)
2006    Arema Malang (Divisi Utama) 2-0 Persipura Jayapura (Divisi Utama)
2007    Sriwijaya FC (Divisi Utama)  4-1 (1-1) (setelah adu pinalti)  Persipura Jayapura (Divisi Utama)
2008–09 Sriwijaya FC (Liga Super Indonesia) 1-0 (Persipura walk out (wo) pada menit 60) Persipura Jayapura (Liga Super Indonesia)
2010    Sriwijaya FC (Liga Super Indonesia) 2-1 Arema Indonesia (Liga Super Indonesia)
2012    Persibo Bojonegoro (Liga Prima Indonesia)   1-0 Semen Padang FC (Liga Prima Indonesia)

Distribusi Juara
2004- 2005 Arema Malang
2005- 2006 Arema Malang
2006- 2007 Sriwijaya FC
2007- 2008 Sriwijaya FC
2008- 2009 Sriwijaya FC (mencetak rekor hatrick juara Piala Indonesia berturut-turut)
2011- 2012 Persibo Bojonegoro

Kontroversi
Kontroversi terjadi pada final Copa Dji Sam Soe 2009 di Stadion Jakabaring, Palembang. Akibatnya, pada menit 60, Persipura menyatakan walk out (wo) saat pertandingan masih berjalan dengan skor 1-0 untuk Sriwijaya FC. Hal ini "mencoreng" nama fair play, sehingga sebagai hasil akhir Sriwijaya FC menang 4-0 karena Persipura yang menyatakan wo. Setelah kasus itu, muncul dugaan Persipura akan diturunkan dari Liga Super Indonesia ataupun mengundurkan diri dan mengikuti kompetisi Australia namun Persipura tetap bermain di Liga Super Indonesia pada musim berikutnya.