Elly Idris


Elly Idris (lahir 4 November 1962) merupakan seorang mantan pemain sepak bola berkebangsaan Indonesia.
Elly adalah pemain yang disegani di tahun 1980-an. Karier Elly mulai berkibar saat memperkuat Yanita Utama. Di klub ini ia mendapat panggilan memperkuat timnas proyeksi Pra-Piala Dunia dan SEA Games.
Setelah membela Yanita Utama, Elly hijrah ke Krama Yudha. Dua musim bersama Krama Yudha, pada 1987 Ellly memutuskan pindah ke Pelita Jaya. Di klub itu Elly berhasil mempersembahkan tiga gelar juara Galatama. Dia pernah mendapat hukuman skorsing selama dua tahun dilarang aktif dalam pesepakbolaan karena melakukan penghinaan terhadap ofisial Petrokimia Putra.
Sebelum kasus ini, Elly sudah pernah dihukum PSSI lantaran skandal suap sewaktu memperkuat PSSI A pada Pra-Piala

Adeng Hudaya


Adeng Hudaya (lahir di Cikajang, Garut, 30 Juni 1957) adalah Libero sekaligus kapten, ketika Persib Bandung Berjaya di pentas sepak bola nasional semasa kompetisi era Perserikatan.
Adeng Mulai bergabung dengan Tim Persib sejak tahun 1979, Sudah dua kali menjadi juara kompetisi perserikatan yaitu pada tahun tahun 1986 dan 1989 atau 1990. Ketika menjadi bagian dari tim nasional Indonesia A yang berlatih di Brasil, ia tidak sempat memperkuat Persib di Piala Hasanal Bolkiah (Piala Pesta Sukan II) 1986 di Brunei Darussalam. kemudian Persib memanggil dua pemain asal Bandung (Jawa Barat) yang memperkuat klub lain, yaitu Heri Kiswanto (Krama Yudha Tiga Berlian Palembang) dan Yusuf Bachtiar (Perkesa '78 Sidoardjo).
Perjalan karier di lapangan Hijau relatif mulus, Adeng muda

Jaya Hartono


Jaya Hartono (lahir di Medan, Sumatera Utara, 20 Oktober 1963) adalah seorang pelatih sepak bola asal Indonesia yang merupakan pelatih Persib Bandung dari 2008-2010. sebelumnya Ia menjabat sebagai pelatih di Deltras. Ia juga seorang mantan pemain sepak bola, baik klub maupun timnas. Pada 18 Juni 2009, dia diincar mantan timnya, Persik Kediri dan juga ditawari melatih Persebaya Surabaya musim depan. Pada 22 Juli 2009, muncul pernyataan bila Jaya melatih Persebaya untuk kompetisi 2009-10[1]. Namun semua itu tidak jadi, Jaya lebih memilih bertahan di Persib.

Sebagai pemain
Karier klub
Jaya Hartono melanggang buana di kompetisi Galatama. salah satu prestasi terbaiknya saat itu adalah saat ia bersama Niac Mitra menjadi juara kompetisi Galatama pada tahun 1987

Sutan Harharah


Sutan Harharah (lahir 9 Agustus 1952) merupakan seorang pemain sepak bola dan pelatih berkebangsaan Indonesia. Dia dikenal sebagai defender serbabisa.
Tak heran bila Sutan menjadi pilar di level klub, juga di level timnas. Ketika membela Persija (1972-1979) ia berhasil menyumbangkan dua kali gelar juara kompetisi perserikatan bagi tim berjuluk Macan Kemayoran, yakni pada tahun 1973 dan 1975. Sutan juga sukses membawa tim PON DKI Jakarta menjuarai PON 1974.
Di level timnas, namanya juga identik dengan pertahanan Tim Merah-Putih selama hampir delapan tahun. Saat timnas mengalahkan Uruguay, 2-1, pada tahun 1974, Sutan menjadi salah satu pengawal barisan belakang timnas.
Sejak tahun 1985, Sutan sudah menangani sejumlah klub di Tanah Air, seperti Persikabo, Persikota, Persegi

Abdul Rahman Gurning


Abdul Rahman Gurning (lahir di Kisaran, 15 Januari 1958) adalah pesepak bola dan pelatih sepak bola Indonesia. Ia memulai karier dengan bermain pada klub lokal di Asahan, kemudian ia direkrut Kamarudin Panggabean untuk bermain di klub Mercu Buana. Setelah klub Mercu Buana bubar, ia bermain untuk klub Medan Jaya dan PSMS Medan.Ia sempat berkarier untuk Timnas Indonesia dengan bermain dalam Asian Games Seoul di Korea Selatan pada tahun 1988. Setelah gantung sepatu, ia beralih menjadi pelatih sepak bola dengan lisensi A untuk melatih suatu tim sepak bola. Klub yang pernah dilatihnya adalah Persitara Jakarta Utara dan saat ini ia melatih klub PSPS Pekanbaru. 

Karier
Pesepak bola
PSA Asahan (1976-1978)
PSS Simalungun (1974-1980)
PON Sumatera Utara (1981)

E.A. Mangindaan


E.A. Mangindaan atau Erents Alberth Mangindaan (lahir 22 November 1910 – meninggal di Desa Pondang, Kecamatan Tombasian (Amurang), Kabupaten Minahasa, 3 Juni 2000 pada umur 89 tahun; akrab dipanggil Opa Mangindaan) adalah mantan pelatih sepak bola dari Indonesia, PSSI dan pendiri PSSI. Prestasi terbesarnya adalah membawa tim nasional sepak bola Indonesia bermain imbang 0-0 melawan timnas sepak bola Rusia pada Olimpiade Melbourne 1956. Saat itu ia adalah asisten pelatih kepada Tony Pogacnik.
Ia pernah beberapa kali membawa PSM Makassar menjadi juara nasional. Selain itu, saat menjadi asisten di timnas, ia mengangkat sejumlah pemain andal, seperti Ramang, Suwardi dan Nursalam, yang dikenal sebagai trio penyerang PSM pada tahun 1970-an.
Ia pernah menjadi pelatih yang beberapa kali membawa PSM Makassar menjadi juara nasional bersama para pemain diantaranya: Yusuf Bahang, Hafid Ali, Abdi Tunggal, Baco Achmad, Nasir Salassa, Yopie

Danurwindo


Danurwindo (lahir di Kutoarjo, 15 Mei 1951ialah mantan pemain sepak bola berkebangsaan Indonesia dan kini menjadi pelatih klub-klub di ajang Liga Indonesia.

Pelatih Timnas
Asisten pelatih Yosep Masopust (Timnas Senior).
Asisten pelatih Romano Matte (Tim Piala Asia U-19).

M Basri


M. Basri (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 5 Oktober 1942) adalah mantan pemain sepak bola nasional Indonesia dan sekarang melatih beberapa klub sepak bola di Indonesia.

Karier
Sebagai pemain
Basri memulai kariernya di Klub MOS pada tahun 1961 dan dilanjutkan di klub Pardedetex dan HBS Surabaya.
Basri sempat membela timnas di Asian Games 1962. Pada saat itu, Indonesia menjadi tuan rumah pesta olahraga se-Asia. Selanjutnya, Basri terus tampil pada dua Asian Games berikutnya. Ia juga menjadi bagian timnas saat Indonesia turun di Ganefo.Persebaya Surabaya adalah tim pertama yang diasuh Basri. Pada musim 1977, Basri berhasil mengantarkan Persebaya jadi juara Kompetisi Perserikatan. Usai memberikan prestasi puncak bagi Persebaya, Basri pindah ke Niac Mitra. Nampaknya Basri juga ingin menjajal kerasnya Kompetisi Galatama. Lagi-lagi keampuhan

Rusdy Bahalwan

Rusdy Bahalwan (lahir di Surabaya, 7 Juni 1947 – meninggal di Surabaya, 7 Agustus 2011 pada umur 64 tahun) adalah mantan pemain dan pelatih sepak bola Indonesia.

Karier
Rusdy mengawali karier sepak bolanya dari klub Assyabaab pada 1963[3] dan berposisi sebagai bek kanan. Pada 1970-1979 ia memperkuat Persebaya Surabaya dan merebut juara kompetisi Perserikatan pada 1976.Pada 1972 Rusdy dipanggil masuk tim nasional PSSI B. Setahun kemudian ia dipanggil tim Indonesia bersama empat pemain Persebaya lainnya yaitu Abdul Kadir, Waskito, Jacob Sihasale dan Budi Santoso. Mereka digembleng pelatih Djamiat Dalhar untuk persiapan terjun ke turnamen Merdeka Cup di Kuala Lumpur, Malaysia dan Anniversary Cup.Setelah gantung sepatu, Rusdy ditunjuk menjadi pelatih

Sinyo Aliandoe


Sebastian Sinyo Aliandoe (lahir di Larantuka, Flores Timur, 1 Juli 1940) adalah seorang mantan pemain dan pelatih nasional sepak bola Indonesia.
Dia terjun ke dunia pelatih pada awal tahun 70-an, setelah mengalami cedera parah, patah tulang pergelangan kakinya.
Sebagai pelatih, Sinyo lebih mengutamakan hitungan-hitungan teknis di lapangan, ketimbang menyandarkan diri dalam ungkapan keberuntungan. Dia menghitung benar, setiap kemampuan para pemain dalam proses mencetak gol. Sinyo dikenal memiliki kemampuan

Anjas Asmara


Anjas Asmara merupakan salah satu pemain sepak bola timnas Indonesia yang hampir mengantarkan Indonesia ke Olimpiade 1976. Bersama Suaib Rizal, kegagalan tendangan penaltinya ke gawang Korea Utara yang dijaga oleh Jin-In Chol pada final Pra Olimpiade di Stadion Senayan, Jakarta, membuyarkan impian Indonesia tampil di Olimpiade